Safaruddin, 30 tahun dari Makassar, mengakui kondisi ekonominya telah menyebabkan dia menunda pengobatan kusta sekitar tiga bulan lalu. Ia dirujuk ke Puskesmas oleh seorang dokter praktik mandiri agar memperoleh pengobatan gratis atas kustanya.
Safaruddin tidak tahu sebelumnya bahwa ada layanan pengobatan gratis untuk kusta di Puskesmas Cendrawasih. Katanya, layanan pengobatan ini telah membuatnya merasa lebih sehat.
Selama tiga bulan sebelumnya ia juga sempat kuatir kalau-kalau penyakit kustanya menular pada keluarganya. Ia sering menangis di malam hari karena pikirnya ia telah melakukan perbuatan dosa yang takterampuni karena tidak berterus terang tentang penyakit kusta kepada keluarganya. Sementara itu, ia pun tidak sampai hati membebani keluarganya yang miskin ini.
Rujukan ke Puskesmas memang menjadi titik balik bagi Safaruddin. Dari staf Puskesmas, ia mulai tahu tentang kusta, cara penularan kusta, kecacatan akibat kusta hingga obat untuk menyebuhkan kusta.
Safaruddin pun berbagi pengetahuan kepada keluarga dan teman-teman dekatnya. Bahkan ia mengajak keluarganya untuk diperiksa di Puskesmas. Katanya, ia ingin semua orang di keluarganya makin tahu tentang kusta dan tidak ada seorangpun yang mendapatkan pengalaman seperti yang dia alami tiga bulan lalu.