Yamaha Bulukumba sama seperti showroom Yamaha di kota lain, yang selain melayani penjualan, mereka juga menyediakan jasa servis di bengkelnya. Sejak Desember 2020 lalu, selama 1 bulan bengkel Yamaha Bulukumba menerima pemagang dengan disabilitas, Muh. Danial, seorang disabilitas daksa. Bersama proyek LEAP, Yamaha Bulukumba untuk pertama kali menerima pemagang disabilitas di divisi servis atau bengkel. Walau sudah pernah memiliki karyawan disabilitas, penyedia kerja ini awalnya ragu menempatkan orang dengan disabilitas di bengkel karena ketidakmampuan menyediakan akses terkait alat kerja. Budi Aprianto, Service Advisor bercerita bahwa awal proses pemagangan cukup mudah karena tim Mitra Organisasi NLR Indonesia yang datang, sudah langsung menginformasikan bahwa calon pemagang yang mereka tawarkan tidak memerlukan aksesibilitas khusus terkait alat kerja. Budi Aprianto juga berbagi bahwa selama magang tidak ada tantangan yang berarti, semuanya berjalan dengan wajar dan lancar. Danial bekerja dengan baik dan bersosialisi dengan 6 staf bengkel lainnya. Perusahaan juga sebelumnya menginfokan kepada karyawan lain tentang kondisi disabilitas Danial, dengan tujuan agar rekan kerja Danial mengetahui keadaannya dan memperhatikan kebutuhannya, jika ada. Seperti hambatan Danial yang tidak bisa menggunakan motor tinggi, hal ini pun diidentifikasi perusahaan segera di hari-hari awal magang.

Perusahaan menyatakan sangat terbuka untuk menerima pemagang disabilitas lain. Selain karena mendapatkan pengalaman baik dengan Danial, beliau menyampaikan bahwa sangat penting memberdayakan dan memberikan kesempatan setara kepada orang dengan disabilitas, layaknya orang lain yang bukan disabilitas. Jika sebelumnya Yamaha Bulukumba menempatkan karyawan disabilitas di back office sebagai staf gudang, kali ini Budi Aprianto lebih yakin menempatkan staf disabilitas di mana saja, termasuk sebagai sales di showroom. Melihat kegigihan Danil yang setiap hari berangkat kerja mengendarai motor menguatkan keyakinan Budi Aprianto, ia menyampaikan bahwa seharusnya tidak ada kata diskriminasi, karena penyandang disabilitas benar mampu bekerja layaknya orang non disabilitas, semangat dalam bekerja pun tidak kalah dengan orang yang bukan disabilitas.
Di masa akhir magang, Budi Aprianto menyampaikan bahwa Yamaha Bulukumba belum bisa merekrut Danil sebagai staf karena untuk bagian bengkel harus mempunyai keahlian khusus dan lulus dari pelatihan Yamaha, sedangkan Danil sebelumnya berlatih di BRSPDF Makassar. Walaupun demikian, di kesempatan lain Danil menyampaikan bahwa ia merasa senang mendapatkan pengalaman magang di Yamaha Bulukumba. Dia merasa diterima sangat baik dan bertambah pengetahuannya di bidang servis motor injeksi. Di kesempatan itu pula Danil belajar bertanggungjawab, ketika ia harus menyelesaikan servis sebuah motor ketika bengkel sudah hampir tutup. Ia mengatakan tantangan seperti inilah yg benar terjadi di dunia kerja. Danil saat ini sudah bekerja sebagai staf freelancer di bengkel las.
Anugerah Frozen Food
Anugrah Frozen Food adalah usaha rumahan yang berlokasi di Bulukumba. Usaha ini dikelola Ibu Mirna, bersama 2 karyawannya. Desember 2020 lalu, untuk pertama kalinya Anugrah Frozen Food menempatkan karyawan magang dengan disabilitas, Darwati, seorang perempuan dengan disabilitas. Ibu Mirna bercerita bahwa sebelumnya, ia sudah cukup familiar dengan isu disabilitas, karena berteman cukup baik dengan Fatima, yang juga menjadi salah seorang relawan di proyek KATALIS. Walau demikian, bekerja dengan disabilitas belum pernah ia alami sebelumnya. Selama 1 bulan masa magang Darwati di posisi kasir, Ibu Mirna langsung yang menjadi mentornya.
Proses awal pemagangan cukup mudah, waktu itu tim KATALIS hadir dengan data lengkap tentang Darwati dan hambatan terkait disabilitasnya. Hal yang kemudian memudahkan Anugrah Frozen Food untuk memilih posisi apa yang paling sesuai untuk Darwati. Di awal magang, Darwati sebelumnya mengikuti proses orientasi. Dari proses ini disepakati bersama bahwa keadaan Dara yang beraktivitas dengan tangan kiri saja, mengakibatkan ia kesulitan mengangkat barang berat, sehingga ia tidak ditugaskan untuk ini. Memang di Anugrah Frozen Food karyawanlah yang mengambilkan barang yang diminta pembeli. Selama magang, Darwati bekerja dan berperilaku sangat baik. Ia melakukan input data penjualan harian, melayani pelanggan, dan melakukannya dengan tepat waktu dan teliti.
Ibu Mirna menyampaikan bahwa pengalaman menempatkan pemagang disabilitas ini menyadarkannya bahwa pekerja disabilitas juga sebenarnya mampu, dan bisa bersaing dengan karyawan lainnya. Anugrah Frozen Food yang awalnya membuka kesempatan ini karena tergerak dan ingin memberikan kesempatan, kini selain terus membuka kesempatan magang untuk disabilitas, juga membuka kesempatan kerja untuk disabilitas. Ia menambahkan bahwa yang paling dibutuhkan untuk bekerja di tempatnya adalah keuletan dan cepat tanggap. Selain menginfokan kehadiran pemagang disabilitas kepada karyawannya, Anugrah Frozen Food juga menyebarkan informasi ini di media sosial mereka. Dan mendapat banyak komentar baik. Ibu Mirna menyadari bahwa menjadi penyedia kerja inklusif juga ternyata memberi citra baik.
Di kesempatan lain Darwati menyampaikan bahwa ia merasa sangat senang mendapatkan pengalaman magang di Anugrah Frozen Food. ini merupakan pengalaman pertamanya bekerja, walaupun sebagai staf magang. Di sini ia bertemu banyak orang setiap harinya, ia dilatih menggunakan alat-alat kerja, ia belajar lebih mengenal diri, percaya diri, dan mulai berani untuk berpendapat. Darwati menyadari bahwa disiplin dan bertanggung jawab adalah hal yang sangat diperlukan di dunia kerja. Selain itu kebersamaan yang terjalin dengan rekan kerja ketika menghabiskan jam makan siang, adalah hal yang sangat dikenang Darwati, ketika dia merasa tidak berbeda dengan yang lainnya, produktif dan berkontribusi kepada tempat kerjanya.