Ringkasan eksekutif ini mengangkat pelajaran penting tentang ketahanan iklim inklusif dari pengalaman anak dan remaja penyandang disabilitas serta kusta di Timor Tengah Utara (TTU) dan Ternate. Kedua wilayah ini menghadapi risiko tinggi perubahan iklim, dengan infrastruktur terbatas dan akses layanan dasar yang minim. Anak dan remaja disabilitas mengalami kerentanan ganda akibat hambatan mobilitas, stigma sosial, serta kurangnya perhatian dalam kebijakan adaptasi iklim lokal. Studi ini menyoroti pentingnya pendekatan berbasis data terdisaggregasi, partisipasi aktif penyandang disabilitas, dan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ketahanan komunitas yang adil dan inklusif terhadap perubahan iklim.