Maluku Utara – Adalah Fileks, salah satu anak yang pernah mengalami kusta. Ibunya gigih mencari pengobatan kelainan kulit pada anaknya. Karena ketidaktahuan sang ibu dan beberapa layanan kesehatan, Fileks berpindah dari tangan dokter, pastor hingga dukun di Kabupaten Maluku Tenggara. 
“Waktu itu usianya baru 10 tahun dan saya melihat bercak-bercak putih di wajah dan punggungnya,” ujar ibu Meiland. 

Lalu ibu Meiland dinasehati Kepala Sekolah SD Naskat Ohoirdertom agar Fileks diperiksa ke Puskesmas Danar. Di sana, petugas sempat curiga gejala kusta, namun setelah pemeriksaan kulit tidak didapati kulit mati rasa. Maka Fileks dinyatakan terkena alergi saja.

Karena tidak ada perubahan, ibunya membawa Fileks ke beberapa dokter praktek umum yang mendiagnosa alergi pada Fileks dan menganjurkan pantang makanan tertentu. Hampir 1 tahun ia tidak makan telor dan mie kesukaannya.

Karena tidak ada kesembuhan, ibunya membawa Fileks ke pengobatan alternatif. Ia juga ikut misa penyembuhan di Gereja. Namun bercaknya makin menebal.

Di 2018 Fileks masuk SMP dan bersama keluarga ia pindah ke Langgur. Pada Mei 2022 Fileks bertemu petugas Puskesmas Debut dan diminta datang ke Puskesmas. Karena FIleks tidak ke Puskesmas, sang petugas menghubungi Wasor kusta ibu Santy yang kebetulan bertetangga dengan Fileks. Ibu Santy memeriksa Fileks. Karena melihat penebalan di kulit telinga Fileks, ia berinisiatif memberikan 1 blister MDT pada Februari 2023. Di bulan kedua, kuit telinganya kembali normal dan bercak di punggung hilang. Maka MDT diteruskan.

Ibu Santy memberitahu kepada ibu Meiland tentang panyakit yang diderita Fileks. Ibu Meiland kaget, sedih dan tidak percaya sebab tidak ada riwayat kusta di keluarganya. Ia tak tahu dimana Fileks tertular kusta. Namun demikian ibu Meiland bahagia Fileks bisa sembuh dari penyakit ini.

Saat ini Fileks telah selesai minum obat. Tidak ada disabilitas d itubuhnya. Anak yang bercita-cita menjadi dokter ini tidak canggung dekat dengan teman-temannya dan tidak malu-malu. (dr Sioly S.)